Telkom Tunjuk UBS Kaji Konsolidasi Flexi-Esia


Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menunjuk UBS Grup sebagai penasehat keuangan atas rencana konsolidasi TelkomFlexi dengan Esia.

"Kami sudah menunjuk penasehat keuangan beberapa waktu lalu, untuk membantu kajian rencana sinergi Flexi dengan Esia," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, di sela Sinergi 19 BUMN Dengan Asuransi Jasindo, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Menurut Rinaldi, saat ini pihaknya sedang mengkaji kemungkinan melakukan konsolidasi layanan TelkomFlexi dengan Esia milik PT Bakrie Telecom Tbk.

Sebelumnya, Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan mendukung rencana konsolidasi kedua operator telepon tetap nirkabel (FWA) itu.

Menurut Mustafa, surat Telkom untuk melakukan kajian melakukan konsolidasi dengan Bakrie Telecom sudah disampaikan kepada Kementerian Keuangan.

"Ada kemungkinan Telkom akan mengambilalih Bakrie. Kami sebagai kuasa pemegang saham mendukung rencana itu," tegas Mustafa.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menuturkan, bentuk kondolidasi kedua perusahaan tersebut kemungkinan akan ditempuh dengan membentuk perusahaan patungan.

"Kemungkinan besar akan membentuk perusahaan patungan untuk mengelola layanan Flexi-Esia," ujar Said.

Menurut Said, perusahaan patungan akan mengelola layanan yang sejenis yaitu Flexi dan Esia yang keduanya menjadi pemain besar pada layanan telekomunikasi berbasis CDMA.

Meski begitu, Said tidak merinci lebih lanjut realisasi pembentukan perusahaan patungan tersebut karena tergantung negosiasi kedua pihak.

Sedangkan entitas bisnis baru, tentunya Telkom akan terlebih dahulu melakukan pemisahan ("spin-off") Flexi menjadi perusahaan terbuka, dari saat ini hanya merupakan satu divisi dari Telkom.

Sebelumnya sejumlah kalangan menanggapi rencana konsolidasi tersebut hanya menguntungkan Esia, yang dimiliki Grup Bakrie.

"Ini merupakan rencana strategi perusahaan dalam jangka panjang," kata Rinaldi.

Konsolidasi antar operator telekomunikasi di Indonesia dipastikan Rinaldi, cepat atau lambat bakal terjadi.

"Operator telekomunikasi di sejumlah negara jumlahnya tidak sebanyak di Indonesia yg mencapai 10 perusahaan. Malaysia saja tiga perusahaan, Australia empat, Cina tiga, Korea tiga, Thailand tiga," katanya.

Terkait kemungkinan adanya praktik monopoli pasar akibat bergabungnya dua operator tersebut, ia menuturkan tidak ada yang dilanggar.

Jumlah pelanggan Flexi mencapai 16 juta, sedangkan Esia sekitar 11 juta nomor.

"Esia dan Flexi merupakan bagian dari layanan operator, karena masih ada layanan lain seperti seluler," ujar Rinaldi.



Sumber
(ANTARA)

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

0 komentar:

Posting Komentar